Kamis, 21 Januari 2010

Berita penting

"Kalo Babeh Keluar, Mau Dimatiin Ama Anak Jalanan... "

JAKARTA, KOMPAS.com
— Nama Baekuni alias Babeh ternyata sudah terkenal di kalangan anak jalanan. Aji, salah satu pengamen jalanan, mengaku kenal pelaku mutilasi dan sodomi itu. Dengan lancar, Aji, bocah 9 tahun ini, bertutur bahwa perkenalannya dengan Babeh cukup lama, sekitar 4 tahun.

"Kenal Babeh udah lama, sekitar 4 tahunan. Pernah juga maen ke rumahnya, diajak," kata Aji, Kamis (21/1/2010) di Jakarta. Namun, dalam pengakuannya, Aji tak pernah mengalami tindakan pelecehan dari Babeh. "Enggak pernah diapa-apain, cuma diajak sekali doang ke rumahnya. Duduk-duduk aja," kata Aji.

Menurut Aji, Babeh orang yang baik di mata anak-anak jalanan. Bagaimana penilaian mereka sekarang? "Dulu tahunye Babeh baik. Sekarang enggak lagi. Soalnya temen saya, Arif, juga mati ama Babeh. Kalo keluar, Babeh mau dimatiin ama anak jalanan," kata Aji dengan nada tinggi.

Dari dicium sampai masturbasi

Pendamping anak jalanan dan pengasuh di Rumah Singgah Yayasan Sekar, Wardoyo, mengatakan, beberapa anak dampingannya pernah mengaku mengalami pelecehan seksual. Akan tetapi, biasanya ada perasaan malu untuk mengakuinya.

"Kami tahunya, ketika mereka cerita, pernah dicium, tapi nanti tunjuk-tunjuk temannya yang melakukan. Ada yang ngaku pernah disuruh masturbasi, katanya terpaksa," ungkap Wardoyo kepada Kompas.com.

Untuk kasus Babeh, Wardoyo yang turut mendampingi saksi anak jalanan mengisahkan, anak-anak yang dibunuh dan disodomi Babeh adalah anak-anak yang justru hanya mampir di rumahnya. Babeh memang diketahui mengasuh dan menyediakan rumahnya bagi tempat tinggal beberapa anak jalanan.

"Kan yang tinggal di Babeh ada banyak anak. Tapi, yang dibunuh justru bukan yang pernah tinggal lama bareng dia. Kebanyakan hanya yang dateng doang, mampir," kata Wardoyo.

Untuk mencegah tindakan pelecehan terhadap anak jalanan, salah satu upaya yang dilakukan adalah pendidikan konseling. Kepada anak-anak yang mengaku pernah mendapat tindak kekerasan, mereka akan mendapat pendampingan secara perorangan. Dalam sebuah kelas belajar, para pendamping biasanya juga menyisipkan peringatan agar anak jalanan tak mudah terbujuk dengan iming-iming yang akhirnya memaksa mereka melayani kebutuhan biologis orang dewasa.

Berita yang dikutip dari situs Kompas ini sedianya menjadi bahan pemikiran dan pertimbangan bagi kita selaku orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar